Najib Sumpah di Masjid Tidak Memesan Membunuh Model Cantik Altantuya
Najib Sumpah di Masjid Tidak Memesan Membunuh Model Cantik Altantuya
Kuala Lumpur, MTN – Datuk Seri Najib Razak Jumat (20/12) kemarin memenuhi janjinya untuk mengucapkan kutukan di Masjid Kampung New Jamek, Kuala Lumpur, Malaysia.
Najib yang bersumpah merupakan bentuk sanggahan kalau dirinya telah memerintahkan untuk melakukan pembunuhan terhadap model Mongolia Altantuya Shaaribuu sebagaimana dinyatakan oleh mantan anggota Unit Aksi Khusus Azilah Hadri.
Dalam lafaz sumpah tersebut, mantan perdana menteri yang memakai baju Melayu putih, bercelana hitam dan bersongkok itu mengakui tidak pernah mengenal atau bertemu dengan mendiang Altantuya.
“Bismillahirrahmanirrahim. Pada hari ini tanggal 20 Desember 2019, tanggal 23 dari Pemerintahan Terakhir tahun 1441 H, di rumah Allah SWT dan pada hari Jumat yang diberkati ini, saya adalah Mohd Najib bin Tun Abdul Razak, atas nama Allah, Yang Maha Pemurah, Yang Maha Penyayang,
A’uzubillahi minas syaitonirojim,. Bismillahirrahmanirrahim
Wallahi, wabillahi, watallahi. Syukurlah sejak saya masuk ke sampul sampai sekarang, saya tidak pernah mengarahkan siapa pun untuk membunuh seorang wanita Mongolia bernama Altantuya Shaariibuu.
“Sebenarnya, saya tidak pernah bertemu dan tahu almarhum sama sekali. Jika saya berbohong, maka kutukan Allah SWT pada diri saya dan jika saya benar, maka mereka yang memfitnah saya dan tidak bertobat akan dikutuk oleh Allah SWT di dunia ini dan di akhirat,” katanya ditulis Sabtu (21/12).
Hadir pula sumpah suaminya, Datin Seri Rosmah Mansor; putranya, Noryana Najwa Najib dan Presiden UMNO Datuk Seri Ahmad Zahid Hamidi.
Baru-baru ini, seorang pelaku yang menunggu hukuman, Azilah membuat pengungkapan mengejutkan atas kasus pembunuhan yang melibatkan Altantuya Shaariibuu.
Pengakuan sumpah dalam permohonan peninjauan kembali Azilah pada 17 Oktober dan mengklaim bahwa ia dan petugas polisi Sirul Azhar Umar hanya mengikuti instruksi untuk menembak atau membunuh.
Dalam deklarasi berdasarkan undang-undang (SD) untuk mendukung permohonannya, Azilah mengklaim Najib telah memerintahkannya untuk menangkap dan ‘menghapus’ Altantuya, dicap sebagai mata-mata asing dan berbahaya bagi keamanan nasional.
Najib, yang tiba di masjid pada pukul 12.58 malam, disambut oleh sorakan “Allahu Akbar” oleh orang banyak yang datang untuk melihatnya mengucapkan kutukan.
Lusinan media menunggunya di siang hari untuk merekam momen itu.
Doa hari Jumat berakhir pada pukul 1.50 siang dan imam masjid, Muhammad Martyr Jamil mengumumkan doa sebelum mengumumkan kepada jamaah bahwa Najib akan memberikan sesuatu.
Kemudian acara tersebut diambil oleh pembicara agama terkenal Ustaz Ahmad Husam Datuk Baderuddin yang menyampaikan khotbah tentang dampak kutukan pada seseorang yang membaca dan memfitnah seseorang.
Sebelumnya, Najib memberi tahu sekitar 700 jemaat yang ingin mengucapkan sumpah bahwa ini akan menjadi yang ketiga kalinya dia mengucapkannya.
“Saya membuat sumpah pertama saya di Ijok, Selangor pada pemilihan sela 2007 dan kedua di 2008 di Masjid Gual Boat, Permatang Pauh, juga selama pemilihan sela.
“Kali ini adalah puncak dari semua sumpah dan saya tahu implikasi sumpah ini, saya tahu artinya untuk kebenaran. Saya takut hanya kepada Tuhan,” katanya.
Dia menjelaskan bahwa tindakannya dalam melakukan itu adalah karena bersumpah Azilah karena dua alasan selain menjadi lelucon dan tertawa di media sosial tentang bersumpah (SD).
“Pertama, aku membaca sekolah dasar itu, konon aku membayar RM300 untuk Azilah untuk melakukan pembunuhan. Kedua, dikatakan bahwa Altantuya adalah mata-mata kerajaan Rusia. Ini adalah pertama kalinya di dunia laporan polisi dibuat.
“Semua ini telah menjadi hit di media sosial,” katanya.
Author Profile
Latest entries
- CoronaVirus_Covid-19August 13, 2021Kerajaan Stabil Perlu Ditubuhkan Tangani Masalah Ekonomi Akibat Covid-19
- CoronaVirus_Covid-19August 13, 2021Malaysia Parah, DSAI: Mana Jaminan Kerajaan Bahawa Keadaan Bertambah Baik
- NationalAugust 5, 2021Mahiaddin Kelirukan Agong, Penderhakaan Tertinggi yang Tidak Patut Dimaafkan
- NationalJuly 26, 2021Kadir Jasin: Mahiaddin Sepatutnya Meletak Jawatan